Rabu, 02 Juli 2008

Selidikilah dirimu


"Anda adalah seorang yang,...; menurut saya, Anda cenderung ,...; seperti yang sering saya katakan, Anda itu,..." Demikianlah contoh ungkapan sehari-hari yang sering di tujukan kepada kita, atau sebaliknya. Kerap kita tujukan kepada orang lain. Ya, manusia cenderung lebih pintar menilai orang lain dari pada menilai diri sendiri. Padahal, ketika satu jari menunjuk kepada orang lain, empat jari yang lain mengarah ke diri sendiri.

Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk lebih banyak menyelidiki diri sendiri ketimbang menilai orang lain.(2 Korintus 13:5). Sebab bagi Paulus, menyelidiki diri sendiri sangat penting dalam pertumbuhan rohani. Saat seseorang berani menyelidiki diri sendiri,berarti dia berani melihat kondisi kehidupannya apa adanya, termasuk kelemahannya. Dengan menyadari kelemahan diri sendiri, orang dapat bercermin dan terbuka kepada Allah yang menyelidiki hati. Lalu mengambil langkah untuk memperbaiki diri. Hasilnya, ia lebih tahan uji di bandingkan mereka yang tak pernah memeriksa batin sendiri dan malah asik menilai apa yang tampak dari orang lain.

Sudahkah kita membangun kebiasaan untuk menyelidiki diri sendiri? Atau , kita hanya pintar "mengutak-atik" hidup orang lai dan marah bila ada orang yang menilai hidup kita? Mari memperbanyak waktu untuk melihat ke dalam diri supaya kita lebih waspada dan juga toleran terhadap orang lain. orang yang selalu bersedia memeriksa batinnya setiap saat ibarat seorang yang rajin membersihkan rumahnya dari debu dan sampah. Hati kitapun akan bersih bila kita bersedia selalu membersihkannya bersama dengan Allah.

Beranilah melihat ke dalam diri agar keluar buah yang baik dari hidup ini

सेलिदिकिलाह दिरिमु